Tugas 1 Identifikasi dan Penjelasan Filsafat Persoalan-Persoalan Matematika di Sekolah dari Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Bapak Prof. Dr. Marsigit, M.A
FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA
IDENTIFIKASI DAN PENJELASAN FILSAFAT
MENGENAI PERSOALAN-
PERSOALAN MATEMATIKA DI SEKOLAH
Diajukan
kepada Prof. Dr. Marsigit, M. A.
untuk
Memenuhi Tugas Filsafat Ilmu
Oleh:
Aulia Nur Arivina
18709251051
PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN
MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
Identifikasi
dan Penjelasan Filsafat Mengenai Persoalan-
Persoalan
Matematika di Sekolah
1.
Filsafat
Penjumlahan
Makna dari kata
“penjumlahan” itu sangat beragam. Konsep penjumlahan dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari dengan kenikmatan yang diberikan dari Tuhan yang dapat
menembus ruang dan waktu. Sehingga makna dari penjumlahan sendiri tergantung
ruang dan waktu. Hidup adalah penjumlahan dari semua pilihanmu (Albert Camus). Niat
baik jika diusahakan (ditambah) dengan usaha yang baik atau memilih jalan yang
baik, maka ia akan memberikan kebaikan. Namun sebaliknya jika niat baik yang
dijalankan dengan cara-cara yang salah, maka justru memberikan keburukan bagi
sekitar, begitulah makna penjumlahan dalam kehidupan.
Prinsip tabur tuai
berlaku dalam kehidupan. Jika tidak ingin menuai keburukan, tabur kebaikan.
Jika ingin nasib baik, tabur kebaikan. Bahkan, kebaikan disini tidak terbatas
maknanya hanya pada kebaikan di dunia, tapi sekaligus kebaikan di akhirat
kelak. Barangsiapa yang membantu seorang Muslim (dalam) suatu kesusahan di
dunia maka Allah akan menolongnya dalam kesusahan pada hari kiamat, dan
barangsiapa yang meringankan (beban) seorang Muslim yang sedang kesulitan maka
Allah akan meringankan (bebannya) di dunia dan akhirat. (HR Muslim).
2.
Filsafat
Pengurangan
Pengurangan merupakan salah satu dari empat operasi
dasar aritmetika, dan pada prinsipnya merupakan kebalikan dari operasi
perjumlahan. Operasi perkurangan dinyatakan dengan tanda minus.
Notasi
dasar pengurangan:
a
– b = c
a
adalah minuend yaitu angka yang akan
dikurangi
b
adalah subtrahend yaitu pengurang
c
adalah selisih angka a dan b yang
merupakan hasil dari operasi pengurangan
Tanda minus pada operasi dibaca dengan
"dikurangi". Contoh: 5 - 3 = 2 (Lima dikurangi tiga sama dengan 2).
Namun berbeda halnya dengan 10 – 1 = 19. Kenapa justru bertambah dan bukan berkurang.
Matematika pengurangan dari mana, ketika dikurangi hasilnya malah lebih besar?
Kenapa bukan 10-1 = 9? Inilah kiranya matematika sedekah. Dimana ketika kita
memberi dari apa yang kita punya, Allah justru akan mengembalikan lebih banyak
lagi. Matematika sedekah diambil dari Quran Surat Al-An`am ayat 160, Allah
menjanjikan balasan 10x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik (sedekah).
3.
Filosofi
perkalian plus dan minus
Dalam matematika,
jika plus dikalikan dengan plus maka hasilnya adalah plus, jika minus dikalikan
minus maka hasilnya adalah plus, dan jika minus dikalikan plus atau sebaliknya
plus dikalikan minus maka hasilnya adalah minus. Pernahkah kita berpikir apa
makna filosofis dari perkalian plus dan minus? Ternyata selain sekedar rumus,
perkalian matematika ini juga menyimpan makana yang filosofis. Rusmus yang
terlihat singkat dan sederhana ini menyimpan ajaran yang mendalam tentang
kebenaran.
Untuk mengungkap
makna filosofis dari rumus ini, maka kita akan mengganti lambang plus dengan baik
dan lambang minus dengan buruk, maka kita akan mendapatkan pelajaran seperti
ini:
a. +
x + = + diubah menjadi baik dikali baik sama dengan baik. Makna dari rumus ini
adalah mengatakan baik terhadap sesutu yang baik adalah tindakan yang baik.
b. -
x + = - diubah menjadi buruk dikali baik sama dengan buruk. Makna dari rumus
ini adalah mengatakan buruk terhadap sesuatu yang baik adalah tindakan yang buruk.
c. + x - = - diubah menjadi baik dikali buruk
sama dengan buruk. Makna dari rumus ini adalah mengatakan baik terhadap sesuatu
yang buruk adalah tindakan yang buruk.
d. -
x - = + diubah menjadi buruk dikali buruk sama dengan baik. Makna dari rumus
ini adalah mengatakan buruk terhadap sesuatu yang buruk adalah tindakan yang baik.
Dengan
memahami filosofi tersebut, semoga kita dapat menjalani kehidupan menjadi lebih
baik.
4.
Filosofi
perkalian
Dalam pembelajaran
matematika dapat menggunakan kalimat sehari-hari dengan tujuan memudahkan
peserta didik belajar, salah satunya konsep perkalian. Sehingga harapannya
peserta didik dapat mengerti dan paham bagaimana konsep perkalian, bukan hanya
berfokus pada hasil. Perkalian merupakan konsep penjumlahan berulang, sehingga
kita harus membedakan antara 1 x 3 dengan 3 x 1, meskipun hasil yang diperoleh
akan sama. Karena makna Bahasa yang bersifat kontekstual.
Contohnya jika
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita sakit dan dokter meminta
untuk meminum obat dengan dosis 1 x 3 artinya kita harus meminum obat 1 kali
dengan 3 tablet sekaligus. Sedangkan dosis 3 x 1 artinya kita meminum obat 3
kali sehari yaitu 1 tablet diminum pagi, 1 tablet diminum siang, dan 1 tablet
diminum malam. Jika hal tersebut tidak dipahami dengan baik maka dapat
mengakibatkan overdosis atau tidak memiliki dampak terhadap penyembuhan
penyakit.
5.
Eksistensi
Paradoks pada Matematika
Carson (dalam
Kondratieva, 2008) menyatakan bahwa paradoks dalam arti
luas adalah sebuah kemunculan tiba-tiba yang tidak diharapkan, pernyataan atau
situasi yang tampak luar biasa, salah, atau bertentangan. Paradoks menurut Sumardyono (2011) merupakan pertentangan antara apa yang dipikirkan kebanyakan orang (commond
sense) dengan apa yang sebenarnya terjadi (the truth). Sebuah paradoks matematika yang akan dipahami, diperlukan kecermatan dan ketaatan azas pada matematika sehingga seseorang yang belajar paradoks matematika akan berpikir kritis, cermat, taat, dan akan lebih menghargai manfaat dari matematika sendiri.
luas adalah sebuah kemunculan tiba-tiba yang tidak diharapkan, pernyataan atau
situasi yang tampak luar biasa, salah, atau bertentangan. Paradoks menurut Sumardyono (2011) merupakan pertentangan antara apa yang dipikirkan kebanyakan orang (commond
sense) dengan apa yang sebenarnya terjadi (the truth). Sebuah paradoks matematika yang akan dipahami, diperlukan kecermatan dan ketaatan azas pada matematika sehingga seseorang yang belajar paradoks matematika akan berpikir kritis, cermat, taat, dan akan lebih menghargai manfaat dari matematika sendiri.
Paradoks
matematika memberikan satu pemahaman bahwa suatu pernyataan bisa bernilai benar
dan salah sekaligus, tergantung kelogisannya dalam memberikan argumentasi.
Sehingga melalui paradoks akan menantang siswa atau seseorang untuk menggunakan
seluruh pengetahuan yang telah dimilikinya untuk bisa menemukan kesalahan yang
ada dan melakukan perbaikan. Karena sebenar-benarnya paradoks adalah sebuah
ilmu yang disintesis karena pertentangan dari ilmu itu sendiri yang mempunyai
batas. Batasan tersebut akan membuat seseorang yang mempunyai ilmu akan
meningkatkan ilmunya, sedangkan yang tidak mempunyai ilmu akan tenggelam.
6.
Filsafat
Bilangan Nol
Seorang anak memahami
bilangan nol, satu, dua bukan berdasarkan definisi tetapi dari hasil
pengalamannya bergaul atau berinteraksi dengan orang tua, keluarga dan tetangga
sekitar. Itulah sebabnya pengetahuan intuitif sangat penting sebagai pondasi
pengetahuan matematika selanjutnya. Pengetahuan intuitif itulah yang selama ini
kita abaikan. Kita mengerti bilangan nol, bisa dari pengertian: tidak ada,
tidak punya, kosong, tidak melakukan apa apa, dst. Angka nol dinilai merupakan
angka yang sebenarnya mengejawantahkan filosofis kehidupan mahluk di bumi.
Sebagai salah satu angka, nol sejatinya dapat menerangkan adanya hakikat
penciptaan, maklum, nol sendiri juga dapat dipandang sebagai mahluk.
Nol,
menunjukkan bahwa kehidupan mahluk di alam semesta ini berasal dari suatu
ketiadaan yang pada waktunya berakhir pada suatu ketiadaan. Pada awal
penciptaan angka nol, awal mula penulisannya itu berbentuk titik. Suatu
keberadaan yang bermakna menjelaskan ketauhidan atau kepercayaan terhadap
keberadaan Tuhan. kemudian, dari titik itu muncul lah suatu tanda-tanda
kehidupan, goresan dari titik kemudian bergerak melingkar dan membentuk angka
nol. Pada tahapan ini, kehidupan manusia memang mulai dari tiada, yakni lahir
di dunia tak memakai apa-apa dan berakhir tanpa membawa apa-apa. Ia menunjukkan
tanda-tanda kehidupan dengan bergerak dan bernafas, dalam konteks lain manusia
melakukan aktivitas atau beramal. Kemudian, goresan melingkar itu berhenti
ketika simbol nol tersebut sudah terbentuk. Berawal dari titik, kembali pada
titik yang sama, dan berhenti alias tidak lagi menunjukkan tanda-tanda
kehidupan.
7.
Filosofi
Logika Matematika
Menurut banyak
filsuf, jika entitas seperti itu ada maka mereka lakukan di luar ruang dan
waktu, dan mereka tidak memiliki kekuatan kausal. Mereka sering disebut abstrak
sebagai lawan entitas konkret. Jika kita menerima keberadaan objek matematika
abstrak maka epistemologi matematika yang memadai harus menjelaskan bagaimana
kita bisa mengetahuinya; tentu saja, bukti tampaknya menjadi sumber utama
pembenaran untuk proposisi matematika tetapi bukti tergantung pada aksioma dan
pertanyaan tentang bagaimana kita bisa mengetahui kebenaran aksioma tetap ada.
Setiap istilah
teori matematika dapat didefinisikan dalam hal primitif, dan setiap proposisi
teori secara logis dapat direduksi dari dalil. Hempel menambahkan bahwa untuk
menjadi sepenuhnya tepat, perlu untuk menentukan prinsip-prinsip logika yang
digunakan dalam bukti proposisi; prinsip-prinsip ini dapat dinyatakan secara
eksplisit dan jatuh ke dalam kalimat primitif atau postulat logika. Dengan
demikian, fakta apa pun yang dapat kita peroleh dari aksioma tidak harus berupa
aksioma; segala sesuatu yang tidak dapat kita peroleh dari aksioma-aksioma dan
yang juga tidak bisa kita dapatkan negasinya dapat secara wajar ditambahkan
sebagai aksioma.
Hempel
menyimpulkan bahwa dengan menggabungkan analisis dari aspek sistem Peano, tesis
logikaisme diterima bahwa Matematika adalah cabang logika karena semua konsep
matematika yaitu aritmatika, aljabar, dan analisis dapat didefinisikan dalam
empat konsep. Hal yang dapat kita pelajari dari filosofi logika matematika
adalah sebelum menerima informasi baru hendaknya kita buktikan terlebih dahulu
kebenaran pernyataan tersebut. Sehingga dapat menghindarkan kita dari berita-berita
Hoaks.
8.
Filosofi
Golden Ratio
Golden Section
juga dikenal dengan nama The Golden Mean, Golden Ratio, dan Divine Proportion
(The Golden Section). Dijabarkan sebagai sebuah rasio yang berasal dari huruf
Yunani: phi Op), rasio the golden mean sama dengan atau mendekati bilangan
1.618033988749895. The Golden Mean sebagai sebuah rasio/perbandingan kompleks
yang berasal dari huruf Yunani phi ((p) menggambarkan satu set figur geometrik
yang termasuk di dalamnya; garis, segiempat, dan spiral. Figur-figur tersebut
jika digambar sesuai dengan the Divine proportion dianggap sebagai bentuk yang
sempurna dan paling memuaskan secara estetis. The Golden Section telah
digunakan sejak jaman klasik dalam berbagai penerapan termasuk dalam bidang
seni, arsitektur, dan spiritual karena pendekatannya terkait dengan hal yang bersifat
ideal dan tentunya menyentuh sisi-sisi ketuhanan sebagai sesuatu yang absolut.
Angka Fibonacci
0, 1, 1, 2, 3, 5,
8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, …
Angka Fibonacci
memiliki satu sifat menarik. Jika Anda membagi satu angka dalam deret tersebut
dengan angka sebelumnya, akan Anda dapatkan sebuah angka hasil pembagian yang
besarnya sangat mendekati satu sama lain. Nyatanya, angka ini bernilai tetap
setelah angka ke-13 dalam deret tersebut. Angka ini dikenal sebagai “golden ratio”
atau “rasio emas”.
GOLDEN RATIO
(RASIO EMAS) = 1,618
233 / 144 = 1,618
377 / 233 = 1,618
610 / 377 = 1,618
987 / 610 = 1,618
1597 / 987 = 1,618
Semua ciptaan di alam semesta ini
mengikuti rasio ilahi ini.
–
Jarak antara ujung jari dan siku / jarak
antara pergelangan tangan dan siku = 1. 618
–
Jarak antara pusar dan bagian atas kepala
/ jarak antara garis bahu dan bagian atas kepala = 1. 618.
–
Jarak antara pusar dan lutut / jarak
antara lutut dan ujung kaki = 1. 618.
-
Panjang wajah / lebar wajah = 1,681
-
Panjang mulut / lebar hidung = 1,681
-
Lebar hidung / jarak antara lubang hidung
= 1,681
-
Jarak antara pupil / jarak antara alis =
1,681
-
Jarak antara garis bahu dan ujung atas
kepala / panjang kepala = 1. 618
Allah berfirman dalam Alquran: “Yang
telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan
tubuh) mu seimbang. Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun
tubuhmu.” (QS. Al-Infitar, 7-8). Semua bukti ini menunjukkan bahwa antara Sang
Pencipta Dunia dan matematika adalah Satu dan Tunggal yaitu Allah SWT, yang tak
dapat dijelaskan. Ini mengingatkan seluruh umat manusia bahwa Allah SWT telah
memberikan tanda-tanda untuk seluruh umat manusia
9.
Filosofi
Geometri Fraktal
Fraktal adalah bentuk geometri kasar atau patah yang
dapat dibagi menjadi beberapa bagian bentuk/fraktal aslinya dengan ukuran yang
diperkecil. Geometri fraktal adalah cabang matematika yang mempelajari
sifat-sifat dan perilaku fraktal. Fraktal bisa membantu menjelaskan banyak
situasi yang sulit dideskripsikan menggunakan geometri klasik. Sifat fraktal
menunjukkan kemiripan geometris pada skala pengukuran yang berbeda. fraktal
terdapat di lingkungan sekitar kita. Awan-awan yang senantiasa bergerak di
angkasa, deretan pegunungan, alur sungai-sungai, hingga ranting pohon
menunjukkan sifat fraktal. Bahkan bentuk fisiologis paru-paru kita menyimpan
struktur fraktal di dalamnya.
Jadi kesimpulannya, selalu ada
ketidakteraturan/kekacauan dalam segala sesuatu. bahkan sampai ke tataran mikro
yang tidak akan pernah dapat tepat diprediksi secara tepat dan sempurna. Akan
tetapi, pada akhirnya ada kekuatan tak terjelaskan yang dimensinya berada di
luar dimensi ruang (bisa jadi dimensi waktu atau bahkan dimensi idea/kesadaran)
yang menarik/menjaga/mengatur ketidakteraturan itu ke dalam suatu keteraturan.
"ketidakteraturan dalam keteraturan dan
keteraturan dalam ketidakteraturan" mirip rahasia sang pencipta, yaitu
tentang qodho dan qodar, dimana keduanya saling terkait. Qodho itu aturan baku,
mutlak, patent, cerminan dari keteraturan. "Allah menghapuskan apa yang
Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah
terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh)" (QS.13:39). Sedangkan qodar adalah
sebagai ketidakteraturan (tapi pasti) karena dengan berbagai aturan namun
dengan parameter dan ketentuan yang beragam, menjadikan semacam
ketidakteraturan, modelnya lebih fleksibel. “Sesungguhnya Allah tidak akan
mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang
pada diri mereka” (QS. 13:11)
10. Filosofi Bilangan Prima
Himpunan bilangan asli terbagi menjadi tiga kelompok,
yaitu 1, bilangan prima, dan bilangan komposit. ketika bilangan prima
difaktorkan dan faktornya dijejer mulai yang terkecil sampai yang terbesar akan
diperoleh bilangan prima tersebut selalu berdekatan dengan 1. Tidak ada pembagi
lain yang menghalangi bilangan prima itu sendiri dengan 1. Sebaliknya, pada
bilangan komposit diperoleh bahwa bilangan itu selalu dihalangi oleh pembagi
lain untuk dekat dengan 1. Semakin besar bilangan komposit tersebut, maka
penghalang antara bilangan itu dengan 1 cenderung semakin banyak. Jadi,
bilangan prima selalu dekat dengan 1, sedangkan bilangan komposit mempunyai
penghalang untuk dekat dengan 1.
Jika diadakan analogi, pemaknaan, atau ibarat dengan
bilangan prima, maka akan diperoleh manusia prima. Manusia prima adalah manusia
yang selalu dekat dengan yang satu, yang esa, dzat yang maha tunggal, yaitu
Allah SWT. Bukankah Allah SWT adalah satu. Manusia prima adalah manusia yang
tidak ada penghalang (hijab) antara dirinya dengan Allah SWT. Hati manusia
prima selalu terpaut dengan Allah SWT. Tidak ada penyakit dalam hati manusia
prima yang dapat menghalangi hubungannya dengan Allah SWT. Hatinya selalu
bergetar dengan dzikrullah.
Bilangan prima faktornya adalah 1 dan bilangan itu
sendiri. sedangkan bilangan prima pada
hakikatnya tersusun dari bilangan 1, dan sebenarnya semua bilangan (prima atau
komposit) tersusun dari 1. Karena dekatnya dengan 1, maka bilangan prima akan
mampu merasakan bahwa dirinya sendiri tersusun dari bilangan 1. Analogi dari
hal ini adalah bahwa manusia prima akan merasa bahwa dirinya tidak mampu
berbuat apa-apa tanda kehendak Allah SWT. Semua kehendaknya adalah kehendak
Allah. Semua tindakannya tercipta juga karena kehendak Allah. Hanya manusia
prima yang mampu merasakan ini.
Marsigit
Marsigit
Marsigit Filsafat
Marsigit Filsafat
Marsigit Filsafat
Marsigit Filsafat 2019
Marsigit
Marsigit Filsafat
Marsigit Filsafat
Marsigit Filsafat
Marsigit Filsafat 2019
Mantab sangat membantu
BalasHapus👍
BalasHapus